Mesjid Kapal
Mesjid Al Baakhirah bukan lagi satu-satunya masjid yang berbentuk Kapal di Indonesia yang bentuknya didesain sedemikian rupa sehingga benar-benar menyerupai Kapal Laut.
Meskipun ada masjid lain yang juga sering disebut masjid kapal atau masjid perahu, tetapi bentuknya tidak benar-benar seperti kapal, melainkan masjid yang di depannya terdapat monumen atau bangunan berbentuk kapal laut. Sebagai contoh adalah Masjid Perahu yang terletak di Jalan Raya Serang nomor 10, Desa Cibarusah, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Masjid ini berlokasi tak jauh dari gerbang Perumahan Cibarusah Indah. Bentuk masjid ini kecil sebenarnya tidak mirip perahu. Cuma karena persis di depan masjid ini berdiri bangunan unik berbentuk perahu berwarna biru, sehingga orang sering menyebutnya sebagai Masjid Perahu.
Masjid Perahu di Desa Cibarusah, Bekasi – Jawa Barat (Sumber: bujanglanang.blogspot.co.id)
Selain di Cibarusah, ada lagi masjid yang di depannya terdapat bangunan berbentuk kapal laut dengan ukuran besar. Masjid tersebut bernama Masjid Agung Al-Munada Darrussalam Baiturrohman atau orang sering menyebutnya dengan julukan Masjid Perahu.
Lokasi masjid ini terletak di antara dua sisi tower Apartemen Casablanca yang menjulang tinggi, tepatnya di sebuah gang kecil yang memiliki beberapa undakan menurun, sekira 15 m dari Jalan Raya Casablanca, Jakarta Selatan. Masjid Agung Al-Munada Darrussalam Baiturrohman (Sumber: http://beta286.print.kompas.com)
Yang terbaru dan lebih terkenal dan menjadi viral adalah Mesjid Kapal Nabi Nuh yang terletak di Semarang
Di luar negeri, yaitu di Bakra Peri, Karachi, Pakistan ada juga mesjid mirip perahu ini. Tempat peribadatan umat muslim yang indah ini bernama Masjid Safinah, atau juga dikenal dengan sebutan boat shapped. Disebut seperti itu karena bentuknya memang mirip dengan kapal laut.
Ketika malam hari, masjid ini terlihat lebih cantik dari biasanya, karena dihiasi dengan berbagai lampu warna-warni yang menarik. Masjid Safinah di Bakra Peri, Karachi, Pakistan (Sumber: Visitpak.com) Masjid Safinah di Bakra Peri, Karachi, Pakistan (Sumber: Visitpak.com)
Peresmian Masjid Al Baakhirah Sejak diresmikannya pada 24 April 2016 yang lalu, keberadaan Masjid Al Baakhirah sontak menggemparkan Indonesia. Betapa tidak, masjid yang terletak di Jalan Bapak Ampi, RT 02/06, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi ini langsung menyedot perhatian beberapa awak media untuk meliputnya.
Tidak kurang dari 15 media pernah meliput keberadaan masjid unik berbentuk kapal laut ini, baik media cetak, daring (online), maupun elektronik. Sebut saja beberapa media seperti Harian PR (Pikiran Rakyat), Bandung Ekspres, Tribun Jabar, Republik, Tempo, Galamedia, jurnalsumatra.com, islamindonesia.id, news.detik.com, inilahkoran.com, MQ TV, Trans TV, Global TV, RCTI, Net., TV One, dan CNN Indonesia.
Menurut Soenaryo – salah seorang pengurus Masjid Al Baakhirah- keberadaan masjid unik berbentuk kapal laut ini tidak terlepas dari niat baik sang penggagasnya, yaitu H. Budianto (almarhum). Sebelum wafat pada 2002, mantan nakhoda kapal laut tersebut sempat mengutarakan keinginannya untuk mendirikan masjid yang bisa digunakan bagi kepentingan warga sekitar.
Almarhum H. Budianto, Inspirator Masjid Al Baakhirah (Sumber: Koleksi Pribadi Keluarga H. Budianto) Almarhum H. Budianto, Inspirator Masjid Al Baakhirah (Sumber: Koleksi Pribadi Keluarga H. Budianto) Soenaryo menambahkan, sekira Agustus 2015, pihak keluarga H. Budianto bermaksud mewujudkan keinginan beliau mendirikan masjid.
Lalu pihak keluarga mempercayakan kepada Testa Radenta (41) -putra bungsu H. Budianto– sebagai arsitek pembangunan Masjid. Setelah selesai, masjid tersebut diberi nama “Al Baakhirah” yang artinya “lautan”.
“Ada dua alasan utama yang melandasi bentuk masjid tersebut menyerupai sebuah kapal laut.
Alasan pertama, karena almarhum H. Budianto sangat mencintai dunia pelayaran, sedangkan kedua, karena beliau ingin meneladani kisah Nabi Nuh as dalam Al Quran yang membangun bahtera demi menyelamatkan umatnya dari banjir besar,” ujar Soenaryo ketika ditemui penulis di Masjid Al Baakhirah, Minggu (21/8/2016).
Bentuk kapal yang dijadikan acuan dalam pembuatan Masjid Al Baakhirah adalah Kapal Motor (KM) Kerinci. Hal tersebut tidak terlepas dari sejarah perjalanan hidup H. Budianto yang pernah membawa kapal tersebut untuk pertama kalinya dari Jerman ke Indonesia.
"Selain Kapal Kerinci, semasa hidupnya H. Budianto juga pernah menjadi Nakhoda Kapal Kampuna dan Kapal Tampomas II. Namun karena sejarah Kapal Kerinci begitu penting, karena merupana kapal laut pertama untuk kerjasama Indonesia dengan Jerman, sehingga pihak keluarga lebih memilih kapal ini sebagai modelnya,“ tambah Soenaryo.
Delapan bulan kemudian, tepatnya pada akhir April 2016, proses pembangunan masjid yang dikejakan oleh sekira 50 orang tenaga kerja ini dianggap selesai. Kemudian pihak keluarga mengadakan acara syukuran, sekaligus secara resmi mewakafkan tanah dan bangunan masjid kepada masyarakat sekitar.
Tasyakur dan Penyerahan Wakaf Masjid Masjid Al Baakhirah yang menjadi salah satu ikon kebanggaan Kota Cimahi ini secara resmi digunakan untuk umum pada 24 April 2016. Saat itu keluarga besar H. Budianto mengadakan acara tasyakur di kediaman mereka, Jalan Kebon Sari 157, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah.
Acara ini selain dihadiri oleh keluarga besar H. Budianto, juga dihadiri oleh seluruh keluarga pekerja yang terlibat dalam pembangunan masjid, para tetangga masjid, dan tokoh masyarakat. Beberapa awak media, baik cetak, online, maupun elektronik, ikut meliput kegiatan tersebut. Acara dimulai dengan pemberian hidangan kepada para tamu undangan. Usai menyantap makanan, pihak keluarga H. Budianto menyerahkan bingkisan kepada seluruh keluarga pekerja yang ikut terlibat dalam pembangunan Masid Al Baakhirah.
Bingkisan tersebut sebagai bentuk syukur keluarga almarhum atas rampungnya pembangunan masjid tersebut. Ketika memasuki waktu Salat Zuhur, muazin segera mengumandangkan gema azan untuk pertama kalinya. Kemudian para hadirin melaksanakan salat berjamaah. Usai salat, dilaksanakan acara penyerahan masjid secara simbolis, yaitu dari pimpinan proyek kepada perwakilan pihak keluarga besar H. Budianto.
Selanjutnya perwakilan keluarga H. Budianto melaksanakan ijab kabul penyerahan wakaf Masjid Al Baakhirah kepada masyarakat yang diwakili oleh Ketua DKM Masjid Al Bakhirah, Manit Rodmiadi, S.Pd. Ijab kabul penyerahan wakaf Masjid Al Baakhirah (Sumber: MQTV) Ijab kabul penyerahan wakaf Masjid Al Baakhirah (Sumber: MQTV) Puncak acara diisi dengan tausiah bertema “Keutamaan Wakaf dan 3 Amalan Yang Tidak Putus Sampai Hari Kiamat” yang disampaikan oleh Ustad Abdul Wahab, LC. (Ketua Bidang Fatwa Lajnah Syariah Pesantren Daarut).
Prasasti wakaf sebagai tanda bahwa masjid ini sudah menjadi milik masyarakat, ditempatkan di bagian depan lambung kapal, tepatnya di dalam taman, persis di dekat jangkar kapal. Prasasti wakaf Masjid Al Baakhirah (sumber: J. Haryadi) Prasasti wakaf Masjid Al Baakhirah (sumber: J. Haryadi) Menjadi Tempat Wisata Religi Sejak diresmikannya masjid unik berbentuk kapal laut tersebut, banyak masyarakat yang berkunjung ke Masid Al Baakhirah, baik yang datang dari dalam kota maupun dari luar kota.
Umumnya mereka penasaran ingin melihat secara langsung keberadaan masjid yang kini sudah menjadi kebanggaan warga Baros, Cimahi. Mereka bukan hanya sekedar mampir dan berfoto bersama, tetapi juga memanfaatkannya untuk melakukan badah shalat. Bagi pendatang dari luar kota yang ingin berkunjung ke Masjid Al Baakhirah, dapat masuk ke Kota Cimahi melalui pintu Tol Baros. Setelah keluar, langsung belok kiri ke arah Kota Cimahi. Beberapa ratus meter kemudian akan ketemu pertigaan jalan, lalu belok kanan menuju ke arah rel kereta api. Tidak jauh dari sana terdapat Jalan H. Haris (persis di samping Kantor Pusat Kesenjataan Artileri Medan, Kodiklat TNI AD). Masjid tersebut sudah terlihat dari jalan tersebut yang hanya berjarak sekira 50 m.
Namun jika pengunjung datang dari arah Kota Bandung, maka bisa menyusuri Jalan Raya Cibabat, Cimahi. Selanjutnya ketika menemui pertigaan, belok kiri melalui Jalan Jenderal Garot Subroto menuju ke arah Jalan Tol Baros. Ikuti saja jalan tersebut sampai bertemu lintasan kereta api. Setelah melewatinya rel, akan masuk ke Jalan Kartini. Di sana ada pertigaan, kalau belok kanan menuju Pasar Antri atau ke Rumah Sakit Dustira, maka ambil saja jalan yang lurus arah ke Tol Baros. Sisi kanan jalan ada Taman Kartini, sedangkan sisi jalan ada Kantor Pusat Kesenjataan Artileri Medan, Kodiklat TNI AD.
Sekitar 100 m akan bertemu Jalan H. Haris, lalu belok kiri. Lokasi Masjid Al Baakhirah sudah terlihat dalam jarak sekira 50 m. Suasa Masjid Seperti Kapal Laut Sedang Berlabuh Kalau dilihat dari kejauhan, bentuk Masjid Al Baakhirah ini menyerupai sebuah kapal yang sedang bersandar di dermaga, seperti terlihat dari foto yang diunduh dari situs tribunnews.com berikut ini: Masjid Al Baakhirah dilihat dari udara (Sumber: tribunnes.com) Masjid Al Baakhirah dilihat dari udara (Sumber: tribunnes.com) Masjid Al Baakhirah dilihat dari samping (Sumber: J.Haryadi)
Masjid Al Baakhirah dilihat dari samping (Sumber: J.Haryadi) Hal yang unik dari Masjid Al Baakhirah ini adalah berbagai ornamen yang ada dalam masjid benar-benar dibuat menyerupai sebuah kapal asli. Misalnya pelampung yang berada dekat papan pengumuman, itu benar-benar pelampung asli yang biasa ada dikapal, bukan mainan atau replika. Bagian anjungan pun difungsikan sama seperti kapal, yaitu terdapat panel yang berfungsi untuk pengaturan listrik. Juga terdapat radar yang berfungsi sebagai radio komunikasi. Panel Listrik Masjid Al Baakhirah (Sumber: MQTV) Panel Listrik Masjid Al Baakhirah (Sumber: MQTV) Panel Listrik Masjid Al Baakhirah (Sumber: MQTV) Panel Listrik Masjid Al Baakhirah (Sumber: MQTV) Persis di sisi kanan depan kapal terdapat sebuah menara yang dibuat seperti mercusuar. Pada bagian atasnya diberi lambang bulan sabit, sebagai pengganti menara yang biasanya terdapat disetiap masjid.
Ketika malam hari, menara ini akan terlihat lebih menawan karena menyala terang seperti umumnya mercusuar. Pada Bagian depan masjid terdapat bedug yang cukup besar dan terbuat dari kayu dan kulit dengan desain yang artistik.
Selain itu juga terdapat miniatur KM Kerinci yang dibungkus dalam kaca. Bedug di Masjid Al Baakhirah (Sumber: J.Haryadi) Bedug di Masjid Al Baakhirah (Sumber: J.Haryadi) Miniatur KM Kerinci (Sumber: J.Haryadi) Miniatur KM Kerinci (Sumber: J.Haryadi) Pengunjung bisa naik ke atas masjid melalui anak tangga berwarna orange. Sebelum naik, ada petugas yang menyodorkan buku tamu untuk diisi oleh pengunjung.
Di sampingnya ada kotak kecleng yang bisa diisi secara suka rela untuk kas masjid. Jika sudah sampai di atas masjid, terlihat ada bendera morse yang bertuliskan “MasjidAl-Baakhirah Baros Cimahi”. Tangga berwarna orange menuju ke bagian atas Masjid Al Baakhirah (Sumber: J. Haryadi) Tangga berwarna orange menuju ke bagian atas Masjid Al Baakhirah (Sumber: J. Haryadi)
Penulis sedang berbincang-bincang dengan Pak Soenaryo, Pengurus DKM Masjid Al Baakhirah (Sumber: R. Yanty Heryanty) Penulis sedang berbincang-bincang dengan Pak Soenaryo, Pengurus DKM Masjid Al Baakhirah (Sumber: R. Yanty Heryanty) Biasanya selalu ada petugas DKM yang mengenakan seragam seperti pelaut, dengan warna biru tua dan ada gambar bendera Indonesia di sebelah lengan kanan. Mereka bertugas melayani tamu yang berkunjung ke masjid tersebut, sekaligus menjaga keamanannya. Selanjutnya pengunjung bisa bertanya kepada mereka seputar keberadaan masjid tersebut. Mereka akan melayaninya dengan ramah.
Selengkapnya : Kompasiana
Al Baakhirah merupakan
satu-satunya dan merupakan masjid pertama di Indonesia yang bentuknya
benar-benar menyerupai Kapal Laut. Kenyataan ini tampaknya memang tidak
terbantahkan. Meskipun ada masjid lain yang juga sering disebut masjid
kapal atau masjid perahu, tetapi bentuknya tidak benar-benar seperti
kapal, melainkan masjid yang di depannya terdapat monumen atau bangunan
berbentuk kapal laut.
Sebagai contoh adalah Masjid Perahu yang terletak di Jalan Raya Serang
nomor 10, Desa Cibarusah, Kota Bekasi, Jawa Barat. Masjid ini berlokasi
tak jauh dari gerbang Perumahan Cibarusah Indah. Bentuk masjid ini kecil
sebenarnya tidak mirip perahu. Cuma karena persis di depan masjid ini
berdiri bangunan unik berbentuk perahu berwarna biru, sehingga orang
sering menyebutnya sebagai Masjid Perahu.
Masjid Perahi di Desa Cibarusah, Bekasi – Jawa Barat (Sumber:
bujanglanang.blogspot.co.id)
Masjid Perahi di Desa Cibarusah, Bekasi – Jawa Barat (Sumber:
bujanglanang.blogspot.co.id)
Selain di Cibarusah, ada lagi masjid yang di depannya terdapat bangunan
berbentuk kapal laut dengan ukuran besar. Masjid tersebut bernama Masjid
Agung Al-Munada Darrussalam Baiturrohman atau orang sering menyebutnya
dengan julukan Masjid Perahu. Lokasi masjid ini terletak di antara dua
sisi tower Apartemen Casablanca yang menjulang tinggi, tepatnya di
sebuah gang kecil yang memiliki beberapa undakan menurun, sekira 15 m
dari Jalan Raya Casablanca, Jakarta Selatan.
Masjid Agung Al-Munada Darrussalam Baiturrohman (Sumber:
http://beta286.print.kompas.com)
Masjid Agung Al-Munada Darrussalam Baiturrohman (Sumber:
http://beta286.print.kompas.com)
Penulis belum menemukan ada masjid lain di Indonesia yang bangunan
masjidnya benar-benar mirip kapal laut atau perahu, kecuali di luar
negeri, yaitu di Bakra Peri, Karachi, Pakistan. Tempat peribadatan umat
muslim yang indah ini bernama Masjid Safinah, atau juga dikenal dengan
sebutan boat shapped. Disebut seperti itu karena bentuknya memang mirip
dengan kapal laut. Ketika malam hari, masjid ini terlihat lebih cantik
dari biasanya, karena dihiasi dengan berbagai lampu warna-warni yang
menarik.
Masjid Safinah di Bakra Peri, Karachi, Pakistan (Sumber: Visitpak.com)
Masjid Safinah di Bakra Peri, Karachi, Pakistan (Sumber: Visitpak.com)
Peresmian Masjid Al Baakhirah
Sejak diresmikannya pada 24 April 2016 yang lalu, keberadaan Masjid Al
Baakhirah sontak menggemparkan Indonesia. Betapa tidak, masjid yang
terletak di Jalan Bapak Ampi, RT 02/06, Kelurahan Baros, Kecamatan
Cimahi Tengah, Kota Cimahi ini langsung menyedot perhatian beberapa awak
media untuk meliputnya.
Tidak kurang dari 15 media pernah meliput keberadaan masjid unik
berbentuk kapal laut ini, baik media cetak, daring (online), maupun
elektronik. Sebut saja beberapa media seperti Harian PR (Pikiran
Rakyat), Bandung Ekspres, Tribun Jabar, Republik, Tempo, Galamedia,
jurnalsumatra.com, islamindonesia.id, news.detik.com, inilahkoran.com,
MQ TV, Trans TV, Global TV, RCTI, Net., TV One, dan CNN Indonesia.
Menurut Soenaryo – salah seorang pengurus Masjid Al Baakhirah-
keberadaan masjid unik berbentuk kapal laut ini tidak terlepas dari niat
baik sang penggagasnya, yaitu H. Budianto (almarhum). Sebelum wafat
pada 2002, mantan nakhoda kapal laut tersebut sempat mengutarakan
keinginannya untuk mendirikan masjid yang bisa digunakan bagi
kepentingan warga sekitar.
Almarhum H. Budianto, Inspirator Masjid Al Baakhirah (Sumber: Koleksi
Pribadi Keluarga H. Budianto)
Almarhum H. Budianto, Inspirator Masjid Al Baakhirah (Sumber: Koleksi
Pribadi Keluarga H. Budianto)
Soenaryo menambahkan, sekira Agustus 2015, pihak keluarga H. Budianto
bermaksud mewujudkan keinginan beliau mendirikan masjid. Lalu pihak
keluarga mempercayakan kepada Testa Radenta (41) -putra bungsu H.
Budianto– sebagai arsitek pembangunan Masjid. Setelah selesai, masjid
tersebut diberi nama “Al Baakhirah” yang artinya “lautan”.
“Ada dua alasan utama yang melandasi bentuk masjid tersebut menyerupai
sebuah kapal laut. Alasan pertama, karena almarhum H. Budianto sangat
mencintai dunia pelayaran, sedangkan kedua, karena beliau ingin
meneladani kisah Nabi Nuh as dalam Al Quran yang membangun bahtera demi
menyelamatkan umatnya dari banjir besar,” ujar Soenaryo ketika ditemui
penulis di Masjid Al Baakhirah, Minggu (21/8/2016).
Bentuk kapal yang dijadikan acuan dalam pembuatan Masjid Al Baakhirah
adalah Kapal Motor (KM) Kerinci. Hal tersebut tidak terlepas dari
sejarah perjalanan hidup H. Budianto yang pernah membawa kapal tersebut
untuk pertama kalinya dari Jerman ke Indonesia.
"Selain Kapal Kerinci, semasa hidupnya H. Budianto juga pernah menjadi
Nakhoda Kapal Kampuna dan Kapal Tampomas II. Namun karena sejarah Kapal
Kerinci begitu penting, karena merupana kapal laut pertama untuk
kerjasama Indonesia dengan Jerman, sehingga pihak keluarga lebih memilih
kapal ini sebagai modelnya,“ tambah Soenaryo.
Delapan bulan kemudian, tepatnya pada akhir April 2016, proses
pembangunan masjid yang dikejakan oleh sekira 50 orang tenaga kerja ini
dianggap selesai. Kemudian pihak keluarga mengadakan acara syukuran,
sekaligus secara resmi mewakafkan tanah dan bangunan masjid kepada
masyarakat sekitar.
Tasyakur dan Penyerahan Wakaf Masjid
Masjid Al Baakhirah yang menjadi salah satu ikon kebanggaan Kota Cimahi
ini secara resmi digunakan untuk umum pada 24 April 2016. Saat itu
keluarga besar H. Budianto mengadakan acara tasyakur di kediaman mereka,
Jalan Kebon Sari 157, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah. Acara
ini selain dihadiri oleh keluarga besar H. Budianto, juga dihadiri oleh
seluruh keluarga pekerja yang terlibat dalam pembangunan masjid, para
tetangga masjid, dan tokoh masyarakat. Beberapa awak media, baik cetak,
online, maupun elektronik, ikut meliput kegiatan tersebut.
Acara dimulai dengan pemberian hidangan kepada para tamu undangan. Usai
menyantap makanan, pihak keluarga H. Budianto menyerahkan bingkisan
kepada seluruh keluarga pekerja yang ikut terlibat dalam pembangunan
Masid Al Baakhirah. Bingkisan tersebut sebagai bentuk syukur keluarga
almarhum atas rampungnya pembangunan masjid tersebut.
Ketika memasuki waktu Salat Zuhur, muazin segera mengumandangkan gema
azan untuk pertama kalinya. Kemudian para hadirin melaksanakan salat
berjamaah. Usai salat, dilaksanakan acara penyerahan masjid secara
simbolis, yaitu dari pimpinan proyek kepada perwakilan pihak keluarga
besar H. Budianto. Selanjutnya perwakilan keluarga H. Budianto
melaksanakan ijab kabul penyerahan wakaf Masjid Al Baakhirah kepada
masyarakat yang diwakili oleh Ketua DKM Masjid Al Bakhirah, Manit
Rodmiadi, S.Pd.
Ijab kabul penyerahan wakaf Masjid Al Baakhirah (Sumber: MQTV)
Ijab kabul penyerahan wakaf Masjid Al Baakhirah (Sumber: MQTV)
Puncak acara diisi dengan tausiah bertema “Keutamaan Wakaf dan 3 Amalan
Yang Tidak Putus Sampai Hari Kiamat” yang disampaikan oleh Ustad Abdul
Wahab, LC. (Ketua Bidang Fatwa Lajnah Syariah Pesantren Daarut).
Prasasti wakaf sebagai tanda bahwa masjid ini sudah menjadi milik
masyarakat, ditempatkan di bagian depan lambung kapal, tepatnya di dalam
taman, persis di dekat jangkar kapal.
Prasasti wakaf Masjid Al Baakhirah (sumber: J. Haryadi)
Prasasti wakaf Masjid Al Baakhirah (sumber: J. Haryadi)
Menjadi Tempat Wisata Religi
Sejak diresmikannya masjid unik berbentuk kapal laut tersebut, banyak
masyarakat yang berkunjung ke Masid Al Baakhirah, baik yang datang dari
dalam kota maupun dari luar kota. Umumnya mereka penasaran ingin melihat
secara langsung keberadaan masjid yang kini sudah menjadi kebanggaan
warga Baros, Cimahi. Mereka bukan hanya sekedar mampir dan berfoto
bersama, tetapi juga memanfaatkannya untuk melakukan badah shalat.
Bagi pendatang dari luar kota yang ingin berkunjung ke Masjid Al
Baakhirah, dapat masuk ke Kota Cimahi melalui pintu Tol Baros. Setelah
keluar, langsung belok kiri ke arah Kota Cimahi. Beberapa ratus meter
kemudian akan ketemu pertigaan jalan, lalu belok kanan menuju ke arah
rel kereta api. Tidak jauh dari sana terdapat Jalan H. Haris (persis di
samping Kantor Pusat Kesenjataan Artileri Medan, Kodiklat TNI AD).
Masjid tersebut sudah terlihat dari jalan tersebut yang hanya berjarak
sekira 50 m.
Namun jika pengunjung datang dari arah Kota Bandung, maka bisa menyusuri
Jalan Raya Cibabat, Cimahi. Selanjutnya ketika menemui pertigaan, belok
kiri melalui Jalan Jenderal Garot Subroto menuju ke arah Jalan Tol
Baros. Ikuti saja jalan tersebut sampai bertemu lintasan kereta api.
Setelah melewatinya rel, akan masuk ke Jalan Kartini. Di sana ada
pertigaan, kalau belok kanan menuju Pasar Antri atau ke Rumah Sakit
Dustira, maka ambil saja jalan yang lurus arah ke Tol Baros. Sisi kanan
jalan ada Taman Kartini, sedangkan sisi jalan ada Kantor Pusat
Kesenjataan Artileri Medan, Kodiklat TNI AD. Sekitar 100 m akan bertemu
Jalan H. Haris, lalu belok kiri. Lokasi Masjid Al Baakhirah sudah
terlihat dalam jarak sekira 50 m.
Suasa Masjid Seperti Kapal Laut Sedang Berlabuh
Kalau dilihat dari kejauhan, bentuk Masjid Al Baakhirah ini menyerupai
sebuah kapal yang sedang bersandar di dermaga, seperti terlihat dari
foto yang diunduh dari situs tribunnews.com berikut ini:
Masjid Al Baakhirah dilihat dari udara (Sumber: tribunnes.com)
Masjid Al Baakhirah dilihat dari udara (Sumber: tribunnes.com)
Masjid Al Baakhirah dilihat dari samping (Sumber: J.Haryadi)
Masjid Al Baakhirah dilihat dari samping (Sumber: J.Haryadi)
Hal yang unik dari Masjid Al Baakhirah ini adalah berbagai ornamen yang
ada dalam masjid benar-benar dibuat menyerupai sebuah kapal asli.
Misalnya pelampung yang berada dekat papan pengumuman, itu benar-benar
pelampung asli yang biasa ada dikapal, bukan mainan atau replika. Bagian
anjungan pun difungsikan sama seperti kapal, yaitu terdapat panel yang
berfungsi untuk pengaturan listrik. Juga terdapat radar yang berfungsi
sebagai radio komunikasi.
Panel Listrik Masjid Al Baakhirah (Sumber: MQTV)
Panel Listrik Masjid Al Baakhirah (Sumber: MQTV)
Panel Listrik Masjid Al Baakhirah (Sumber: MQTV)
Panel Listrik Masjid Al Baakhirah (Sumber: MQTV)
Persis di sisi kanan depan kapal terdapat sebuah menara yang dibuat
seperti mercusuar. Pada bagian atasnya diberi lambang bulan sabit,
sebagai pengganti menara yang biasanya terdapat disetiap masjid. Ketika
malam hari, menara ini akan terlihat lebih menawan karena menyala terang
seperti umumnya mercusuar.
Pada Bagian depan masjid terdapat bedug yang cukup besar dan terbuat
dari kayu dan kulit dengan desain yang artistik. Selain itu juga
terdapat miniatur KM Kerinci yang dibungkus dalam kaca.
Bedug di Masjid Al Baakhirah (Sumber: J.Haryadi)
Bedug di Masjid Al Baakhirah (Sumber: J.Haryadi)
Miniatur KM Kerinci (Sumber: J.Haryadi)
Miniatur KM Kerinci (Sumber: J.Haryadi)
Pengunjung bisa naik ke atas masjid melalui anak tangga berwarna orange.
Sebelum naik, ada petugas yang menyodorkan buku tamu untuk diisi oleh
pengunjung. Di sampingnya ada kotak kecleng yang bisa diisi secara suka
rela untuk kas masjid. Jika sudah sampai di atas masjid, terlihat ada
bendera morse yang bertuliskan “MasjidAl-Baakhirah Baros Cimahi”.
Tangga berwarna orange menuju ke bagian atas Masjid Al Baakhirah
(Sumber: J. Haryadi)
Tangga berwarna orange menuju ke bagian atas Masjid Al Baakhirah
(Sumber: J. Haryadi)
Penulis sedang berbincang-bincang dengan Pak Soenaryo, Pengurus DKM
Masjid Al Baakhirah (Sumber: R. Yanty Heryanty)
Penulis sedang berbincang-bincang dengan Pak Soenaryo, Pengurus DKM
Masjid Al Baakhirah (Sumber: R. Yanty Heryanty)
Biasanya selalu ada petugas DKM yang mengenakan seragam seperti pelaut,
dengan warna biru tua dan ada gambar bendera Indonesia di sebelah lengan
kanan. Mereka bertugas melayani tamu yang berkunjung ke masjid
tersebut, sekaligus menjaga keamanannya. Selanjutnya pengunjung bisa
bertanya kepada mereka seputar keberadaan masjid tersebut. Mereka akan
melayaninya dengan ramah.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/masjid-unik-berbentuk-kapal-laut-pertama-di-indonesia_57be8d6cf3967350444b93a6
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/masjid-unik-berbentuk-kapal-laut-pertama-di-indonesia_57be8d6cf3967350444b93a6
Mesjid Al Baakhirah bukan lagi satu-satunya masjid yang berbentuk Kapal di Indonesia yang bentuknya didesain sedemikian rupa sehingga benar-benar menyerupai Kapal Laut.
Meskipun ada masjid lain yang juga sering disebut masjid kapal atau masjid perahu, tetapi bentuknya tidak benar-benar seperti kapal, melainkan masjid yang di depannya terdapat monumen atau bangunan berbentuk kapal laut. Sebagai contoh adalah Masjid Perahu yang terletak di Jalan Raya Serang nomor 10, Desa Cibarusah, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Masjid ini berlokasi tak jauh dari gerbang Perumahan Cibarusah Indah. Bentuk masjid ini kecil sebenarnya tidak mirip perahu. Cuma karena persis di depan masjid ini berdiri bangunan unik berbentuk perahu berwarna biru, sehingga orang sering menyebutnya sebagai Masjid Perahu.
Masjid Perahu di Desa Cibarusah, Bekasi – Jawa Barat (Sumber: bujanglanang.blogspot.co.id)
Selain di Cibarusah, ada lagi masjid yang di depannya terdapat bangunan berbentuk kapal laut dengan ukuran besar. Masjid tersebut bernama Masjid Agung Al-Munada Darrussalam Baiturrohman atau orang sering menyebutnya dengan julukan Masjid Perahu.
Lokasi masjid ini terletak di antara dua sisi tower Apartemen Casablanca yang menjulang tinggi, tepatnya di sebuah gang kecil yang memiliki beberapa undakan menurun, sekira 15 m dari Jalan Raya Casablanca, Jakarta Selatan. Masjid Agung Al-Munada Darrussalam Baiturrohman (Sumber: http://beta286.print.kompas.com)
Yang terbaru dan lebih terkenal dan menjadi viral adalah Mesjid Kapal Nabi Nuh yang terletak di Semarang
Di luar negeri, yaitu di Bakra Peri, Karachi, Pakistan ada juga mesjid mirip perahu ini. Tempat peribadatan umat muslim yang indah ini bernama Masjid Safinah, atau juga dikenal dengan sebutan boat shapped. Disebut seperti itu karena bentuknya memang mirip dengan kapal laut.
Ketika malam hari, masjid ini terlihat lebih cantik dari biasanya, karena dihiasi dengan berbagai lampu warna-warni yang menarik. Masjid Safinah di Bakra Peri, Karachi, Pakistan (Sumber: Visitpak.com) Masjid Safinah di Bakra Peri, Karachi, Pakistan (Sumber: Visitpak.com)
Peresmian Masjid Al Baakhirah Sejak diresmikannya pada 24 April 2016 yang lalu, keberadaan Masjid Al Baakhirah sontak menggemparkan Indonesia. Betapa tidak, masjid yang terletak di Jalan Bapak Ampi, RT 02/06, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi ini langsung menyedot perhatian beberapa awak media untuk meliputnya.
Tidak kurang dari 15 media pernah meliput keberadaan masjid unik berbentuk kapal laut ini, baik media cetak, daring (online), maupun elektronik. Sebut saja beberapa media seperti Harian PR (Pikiran Rakyat), Bandung Ekspres, Tribun Jabar, Republik, Tempo, Galamedia, jurnalsumatra.com, islamindonesia.id, news.detik.com, inilahkoran.com, MQ TV, Trans TV, Global TV, RCTI, Net., TV One, dan CNN Indonesia.
Menurut Soenaryo – salah seorang pengurus Masjid Al Baakhirah- keberadaan masjid unik berbentuk kapal laut ini tidak terlepas dari niat baik sang penggagasnya, yaitu H. Budianto (almarhum). Sebelum wafat pada 2002, mantan nakhoda kapal laut tersebut sempat mengutarakan keinginannya untuk mendirikan masjid yang bisa digunakan bagi kepentingan warga sekitar.
Almarhum H. Budianto, Inspirator Masjid Al Baakhirah (Sumber: Koleksi Pribadi Keluarga H. Budianto) Almarhum H. Budianto, Inspirator Masjid Al Baakhirah (Sumber: Koleksi Pribadi Keluarga H. Budianto) Soenaryo menambahkan, sekira Agustus 2015, pihak keluarga H. Budianto bermaksud mewujudkan keinginan beliau mendirikan masjid.
Lalu pihak keluarga mempercayakan kepada Testa Radenta (41) -putra bungsu H. Budianto– sebagai arsitek pembangunan Masjid. Setelah selesai, masjid tersebut diberi nama “Al Baakhirah” yang artinya “lautan”.
“Ada dua alasan utama yang melandasi bentuk masjid tersebut menyerupai sebuah kapal laut.
Alasan pertama, karena almarhum H. Budianto sangat mencintai dunia pelayaran, sedangkan kedua, karena beliau ingin meneladani kisah Nabi Nuh as dalam Al Quran yang membangun bahtera demi menyelamatkan umatnya dari banjir besar,” ujar Soenaryo ketika ditemui penulis di Masjid Al Baakhirah, Minggu (21/8/2016).
Bentuk kapal yang dijadikan acuan dalam pembuatan Masjid Al Baakhirah adalah Kapal Motor (KM) Kerinci. Hal tersebut tidak terlepas dari sejarah perjalanan hidup H. Budianto yang pernah membawa kapal tersebut untuk pertama kalinya dari Jerman ke Indonesia.
"Selain Kapal Kerinci, semasa hidupnya H. Budianto juga pernah menjadi Nakhoda Kapal Kampuna dan Kapal Tampomas II. Namun karena sejarah Kapal Kerinci begitu penting, karena merupana kapal laut pertama untuk kerjasama Indonesia dengan Jerman, sehingga pihak keluarga lebih memilih kapal ini sebagai modelnya,“ tambah Soenaryo.
Delapan bulan kemudian, tepatnya pada akhir April 2016, proses pembangunan masjid yang dikejakan oleh sekira 50 orang tenaga kerja ini dianggap selesai. Kemudian pihak keluarga mengadakan acara syukuran, sekaligus secara resmi mewakafkan tanah dan bangunan masjid kepada masyarakat sekitar.
Tasyakur dan Penyerahan Wakaf Masjid Masjid Al Baakhirah yang menjadi salah satu ikon kebanggaan Kota Cimahi ini secara resmi digunakan untuk umum pada 24 April 2016. Saat itu keluarga besar H. Budianto mengadakan acara tasyakur di kediaman mereka, Jalan Kebon Sari 157, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah.
Acara ini selain dihadiri oleh keluarga besar H. Budianto, juga dihadiri oleh seluruh keluarga pekerja yang terlibat dalam pembangunan masjid, para tetangga masjid, dan tokoh masyarakat. Beberapa awak media, baik cetak, online, maupun elektronik, ikut meliput kegiatan tersebut. Acara dimulai dengan pemberian hidangan kepada para tamu undangan. Usai menyantap makanan, pihak keluarga H. Budianto menyerahkan bingkisan kepada seluruh keluarga pekerja yang ikut terlibat dalam pembangunan Masid Al Baakhirah.
Bingkisan tersebut sebagai bentuk syukur keluarga almarhum atas rampungnya pembangunan masjid tersebut. Ketika memasuki waktu Salat Zuhur, muazin segera mengumandangkan gema azan untuk pertama kalinya. Kemudian para hadirin melaksanakan salat berjamaah. Usai salat, dilaksanakan acara penyerahan masjid secara simbolis, yaitu dari pimpinan proyek kepada perwakilan pihak keluarga besar H. Budianto.
Selanjutnya perwakilan keluarga H. Budianto melaksanakan ijab kabul penyerahan wakaf Masjid Al Baakhirah kepada masyarakat yang diwakili oleh Ketua DKM Masjid Al Bakhirah, Manit Rodmiadi, S.Pd. Ijab kabul penyerahan wakaf Masjid Al Baakhirah (Sumber: MQTV) Ijab kabul penyerahan wakaf Masjid Al Baakhirah (Sumber: MQTV) Puncak acara diisi dengan tausiah bertema “Keutamaan Wakaf dan 3 Amalan Yang Tidak Putus Sampai Hari Kiamat” yang disampaikan oleh Ustad Abdul Wahab, LC. (Ketua Bidang Fatwa Lajnah Syariah Pesantren Daarut).
Prasasti wakaf sebagai tanda bahwa masjid ini sudah menjadi milik masyarakat, ditempatkan di bagian depan lambung kapal, tepatnya di dalam taman, persis di dekat jangkar kapal. Prasasti wakaf Masjid Al Baakhirah (sumber: J. Haryadi) Prasasti wakaf Masjid Al Baakhirah (sumber: J. Haryadi) Menjadi Tempat Wisata Religi Sejak diresmikannya masjid unik berbentuk kapal laut tersebut, banyak masyarakat yang berkunjung ke Masid Al Baakhirah, baik yang datang dari dalam kota maupun dari luar kota.
Umumnya mereka penasaran ingin melihat secara langsung keberadaan masjid yang kini sudah menjadi kebanggaan warga Baros, Cimahi. Mereka bukan hanya sekedar mampir dan berfoto bersama, tetapi juga memanfaatkannya untuk melakukan badah shalat. Bagi pendatang dari luar kota yang ingin berkunjung ke Masjid Al Baakhirah, dapat masuk ke Kota Cimahi melalui pintu Tol Baros. Setelah keluar, langsung belok kiri ke arah Kota Cimahi. Beberapa ratus meter kemudian akan ketemu pertigaan jalan, lalu belok kanan menuju ke arah rel kereta api. Tidak jauh dari sana terdapat Jalan H. Haris (persis di samping Kantor Pusat Kesenjataan Artileri Medan, Kodiklat TNI AD). Masjid tersebut sudah terlihat dari jalan tersebut yang hanya berjarak sekira 50 m.
Namun jika pengunjung datang dari arah Kota Bandung, maka bisa menyusuri Jalan Raya Cibabat, Cimahi. Selanjutnya ketika menemui pertigaan, belok kiri melalui Jalan Jenderal Garot Subroto menuju ke arah Jalan Tol Baros. Ikuti saja jalan tersebut sampai bertemu lintasan kereta api. Setelah melewatinya rel, akan masuk ke Jalan Kartini. Di sana ada pertigaan, kalau belok kanan menuju Pasar Antri atau ke Rumah Sakit Dustira, maka ambil saja jalan yang lurus arah ke Tol Baros. Sisi kanan jalan ada Taman Kartini, sedangkan sisi jalan ada Kantor Pusat Kesenjataan Artileri Medan, Kodiklat TNI AD.
Sekitar 100 m akan bertemu Jalan H. Haris, lalu belok kiri. Lokasi Masjid Al Baakhirah sudah terlihat dalam jarak sekira 50 m. Suasa Masjid Seperti Kapal Laut Sedang Berlabuh Kalau dilihat dari kejauhan, bentuk Masjid Al Baakhirah ini menyerupai sebuah kapal yang sedang bersandar di dermaga, seperti terlihat dari foto yang diunduh dari situs tribunnews.com berikut ini: Masjid Al Baakhirah dilihat dari udara (Sumber: tribunnes.com) Masjid Al Baakhirah dilihat dari udara (Sumber: tribunnes.com) Masjid Al Baakhirah dilihat dari samping (Sumber: J.Haryadi)
Masjid Al Baakhirah dilihat dari samping (Sumber: J.Haryadi) Hal yang unik dari Masjid Al Baakhirah ini adalah berbagai ornamen yang ada dalam masjid benar-benar dibuat menyerupai sebuah kapal asli. Misalnya pelampung yang berada dekat papan pengumuman, itu benar-benar pelampung asli yang biasa ada dikapal, bukan mainan atau replika. Bagian anjungan pun difungsikan sama seperti kapal, yaitu terdapat panel yang berfungsi untuk pengaturan listrik. Juga terdapat radar yang berfungsi sebagai radio komunikasi. Panel Listrik Masjid Al Baakhirah (Sumber: MQTV) Panel Listrik Masjid Al Baakhirah (Sumber: MQTV) Panel Listrik Masjid Al Baakhirah (Sumber: MQTV) Panel Listrik Masjid Al Baakhirah (Sumber: MQTV) Persis di sisi kanan depan kapal terdapat sebuah menara yang dibuat seperti mercusuar. Pada bagian atasnya diberi lambang bulan sabit, sebagai pengganti menara yang biasanya terdapat disetiap masjid.
Ketika malam hari, menara ini akan terlihat lebih menawan karena menyala terang seperti umumnya mercusuar. Pada Bagian depan masjid terdapat bedug yang cukup besar dan terbuat dari kayu dan kulit dengan desain yang artistik.
Selain itu juga terdapat miniatur KM Kerinci yang dibungkus dalam kaca. Bedug di Masjid Al Baakhirah (Sumber: J.Haryadi) Bedug di Masjid Al Baakhirah (Sumber: J.Haryadi) Miniatur KM Kerinci (Sumber: J.Haryadi) Miniatur KM Kerinci (Sumber: J.Haryadi) Pengunjung bisa naik ke atas masjid melalui anak tangga berwarna orange. Sebelum naik, ada petugas yang menyodorkan buku tamu untuk diisi oleh pengunjung.
Di sampingnya ada kotak kecleng yang bisa diisi secara suka rela untuk kas masjid. Jika sudah sampai di atas masjid, terlihat ada bendera morse yang bertuliskan “MasjidAl-Baakhirah Baros Cimahi”. Tangga berwarna orange menuju ke bagian atas Masjid Al Baakhirah (Sumber: J. Haryadi) Tangga berwarna orange menuju ke bagian atas Masjid Al Baakhirah (Sumber: J. Haryadi)
Penulis sedang berbincang-bincang dengan Pak Soenaryo, Pengurus DKM Masjid Al Baakhirah (Sumber: R. Yanty Heryanty) Penulis sedang berbincang-bincang dengan Pak Soenaryo, Pengurus DKM Masjid Al Baakhirah (Sumber: R. Yanty Heryanty) Biasanya selalu ada petugas DKM yang mengenakan seragam seperti pelaut, dengan warna biru tua dan ada gambar bendera Indonesia di sebelah lengan kanan. Mereka bertugas melayani tamu yang berkunjung ke masjid tersebut, sekaligus menjaga keamanannya. Selanjutnya pengunjung bisa bertanya kepada mereka seputar keberadaan masjid tersebut. Mereka akan melayaninya dengan ramah.
Selengkapnya : Kompasiana
Mesjid Unik Berbentuk Kapal Nabi Nuh Mijen Semarang
Reviewed by Admin
on
11:48:00 AM
Rating: