Masya Allah!! Bahaya Fitnah Ulama Suk itu ditakutkan Rosul setelah Dajjal

Belakangan ini kita dihebohkan dan dibikin bingung oleh perdebatan sesama Ulama dan Ulama. Masyarakat yang awam jadi bingung dan sulit menentukan siapa yang benar siapa yang salah. Yang mana yang harus diikuti dan diyakini, yang mana yang harus diabaikan.

Keadaan akhir zaman seperti ini ternyata sudah disinyalir dam dikhawatirkan oleh Baginda Rosul SAW lebih 1400 tahun yang lalu yaitu akan adanya golongan ulama suk, ulama jahat, ulama yang cinta dunia dan menggadaikan akhirat, suka menghasut, memprovokasi, dan menyesatkan ummat.



Betapa tidaknya, bahaya fitnah dari ulama suk ini ibarat racun yang sangat mematikan. Karena kalau orang awam yang membuat kesalahan, mungkin hanya dirinya atau beberapa orang saja yang mengikuti kesalahannya. Tapi bila seorang "ulama" yang omongannya didengar umat di dunia, dan orang ramai ikut pula, niscaya celakalah ummat, oleh Ulama jenis ini. Bila terminum niscaya matilah jiwa-jiwa manusia. Ditakuti kematiannya itu dalam keadaan tiada iman. Nauzubillah tsumma nauzubillah.

Ulama, yang sebenar-benar ulama adalah orang yang paling takut dengan Allah ... dan Allah memberi pertolongan dan pembelaan padanya ... Tetapi jika ulama yang sudah cinda dunia dan tergiur dengan kehidupan fana, mencari penghidupan dengan menjual ayat-ayat Allah itu bukan ulama tapi mubaligh (hanya penyampai) ... tidak lagi takut dengan Allah, walaupun digelar ulama. Sedangkan mereka ada ilmu dan dijadikan panutan dan diikuti ummat. Betapalah amat membahayakannya! Inilah yang ditangisi Baginda Rosul SAW.

Dan sekarang apa yang ditakutkan itu berlaku?!

Jika oran awam jahat, maka tidak terlalu berpengaruh kepada orang ramai kejahatannya sendiri saja. Tetapi bila ulama menjadi jahat, maka terikutlah berapa ramai umat yang mengikutinya.

Pengertian Ulama Suk


Ulama suk artinya ulama jahat (suk itu istilah Arab berarti ‘jahat’). Kita pun tidak menyangka adanya ulama-ulama yang jahat, kalau bukan Rasulullah sendiri yang memberitahu dengan sabdanya:

"Selain dari dajjal ada yang paling kutakut menimpa kamu. Maka sahabat bertanya: siapakah wahai Rasulullah? Jawab baginda: yaitu ulama suk."

Sabdanya lagi:

"Bila ulama tergelincir, tergelincirlah alam dengan sebab gelincirnya itu."

Sehubungan dengan ini, saya teringat kata-kata dalam sebuah kitab:

“Kalau ulama cinta dunia tentang hal perkara yang mubah, orang awam akan buat yang makruh. Bila ulama buat perkara makruh, orang awam akan buat yang haram. Kalau ulama buat dosa kecil, orang awam buat dosa besar. Kalau ulama buat dosa besar, orang awam jatuh kepada kekafiran!”

Logikanya hal-hal demikian saling kait-mengait ialah karena seorang yang ada ilmu disegani, diyakini dan diikuti orang. Cakap dan sikapnya bisa mempengaruhi masyarakat. Orang awam tahunya semuanya betul, mereka tak pandai menolaknya. Maka sekiranya baik caranya, baiklah jadinya masyarakat. Tetapi andai sebaliknya, yakni ulama sudah jahat, maka jahanamlah masyarakat.

Satu lagi faktor terjadi demikian ialah karena bila orang alim tidak mengajar, berdakwah dan mendidik, terbiarlah rakyat dalam kejahilan dan maksiat. Oleh karena itu Rasulullah sudah berpesan agar ditakuti ulama suk lebih dari takutkan singa. Hendaklah lari sejauh-jauhnya dari mereka. Kita perlu ambil perhatian serius tentang hal ini karena berdasarkan Hadis, ulama suk ini ramai di akhir zaman, yakni di zaman kita ini. Sabda Rasulullah:

"Akan terjadi di akhir zaman, ahli ibadahnya jahil-jahil, sedangkan alim ulamanya fasiq-fasiq."

Mari kita kaji ciri-ciri ulama suk ini:

1. Mereka keluar dari sekolah dan jurusan tinggi perguruan Islam, yakni tempat keluarnya ulama. Lalu mereka pun dipanggil ulama. Padahal mereka sebenarnya tidak layak dipanggil ulama karena ilmunya (kalaupun dia lulus) terlalu sempit dan sedikit. Ilmu yang dipelajari di sekolah disekat dan dibatasi.

2. Ibadah mereka tidak ada bedanya dengan ibadah orang awam. Yakni sebatas mempertahankan Rukun Islam yang lima saja dan sedikit saja buat perkara-perkara sunat. Itu pun tidak dihiasi dengan roh ibadah. Cuma dijaga rukun dan syarat-syarat lahir saja. Soal Ilmu hati, persoalan kejiwaan, sifat mahmudah dan mujahadah dengan nafsu tidak dipedulikan. Bahkan dianggap menyusahkan dan buang masa. Begitu juga dengan wirid zikir, sudah tidak dibuat lagi. Padahal Islam sangat menganjurkannya.

3. Pakaiannya, cara hidupnya dalam hal rumah tangga, pergaulan, ekonomi, pendidikan dan lain-lain tidak dijalankan mengikut cara Islam. Budaya miring, pendidikan sekuler, ekonomi riba dan lain-lain perkara haram dilaksanakan dalam hidupnya tanpa malu-malu. Pendek kata dalam semua hal, mereka tidak memiliki ciri-ciri ulama. Mereka sendiri pun malu hendak menonjolkan identitasnya sebagai ulama. Kalau orang tak cerita, kita pun tidak menyangka bahwa dia itu ulama.

4. Kalau berbicara tentang cara hidup Islam dengannya, dia menolak dengan alasan “Orang akan lari dari kita. Belum masanya,” atau katanya, "itu semua hal remeh-temeh, kita ingin perkara yang besar-besar!” Padahal sebenarnya mereka ini tidak cinta dengan perjuangan Islam karena cinta dunianya sangat tebal. Hingga karena kepentingan dunia, mereka akan korbankan urusan agama terutamanya urusan-urusan yang merugikan kepentingan mereka.

5. Dunia yang sangat diburu ialah harta, pangkat, pengaruh, nama, kuasa dan lain-lain lagi. Ilmu agamanya digunakan untuk dapatkan ini semua. Jadi kita akan lihat kehidupan mereka yang mewah dan mubazir, sibuk mencari publisitas di mana ada peluang, tekan-menekan untuk kenaikan pangkat dan gaji. Setiap langkahnya minta dibayar dengan kemudahan keuangan, tunjangan, lodging dan lain-lain lagi. Program keagamaan yang dianjurkan tawar-menawar harganya. Perjuangan untuk naikkan gaji adalah usaha-usaha populer ulama ini. Dan untuk tuntut uang tunjangan, mereka sendiri yang tulis butir-butirnya dalam form supaya jangan setiausaha atau tangan kanan salah nomor atau tahu rahsia. Begitulah cinta dunianya; pengorbanan untuk Akhirat tidak masuk senarai/daftar mereka. Walaupun duit banyak tetapi mereka tidak akan berkorban lagi untuk agama ALLAH.

6. Untuk dapatkan apa yang dicintai itu, mereka tidak fikir halal haram lagi. Mereka tidak fikir riba, umbar aurat, bergaul bebas, berbohong, menipu, hutang, mungkir janji, rasuah/kolusi, menganiaya, menzalim. Kalau program pendidikan atau pengajian agama, berjuang dan menasihat secara langsung atau tidak, boleh merugikan dunia mereka, maka akan ditinggalkan semua itu. Mereka sudah tidak berjuang lagi. Kalaupun berjuang, dicari yang ada untung dunia. Tidak kira dalam apa-apa isme pun. Merekalah yang kuat menentang purdah, tutup aurat, pemakaian jubah sorban, banyak sembahyang, berzikir dan ketegasan beragama.

7. Kalau ada kuasa, karena takut hilang kuasa sanggup memfitnah, menghasut, menuduh dan menganiaya. Ramai ulama sufi terpaksa meringkuk dalam penjara akibat perbuatan mereka. Dalam sejarah pemerintahan Bani Umaiyah, sewaktu Hajjaj bin Yusuf (seorang ulama) jadi gubernur di Baghdad, ramai ulama dari kalangan Sahabat dan tabiin yang tegas dengan hukum ALLAH dipenggal kepalanya. Ramai juga yang dipenjarakan. Syeikh Junaid Al Baghdadi, murid kanan beliau Syeikh Nuri dan pengikut-pengikutnya pernah dipanggil oleh khalifah ke istana untuk disoal atas tuduhan seorang kadhi besar (Kadhi Qudhat). Syeikh Abu Yazid Al Bustami pernah dihalau dari Baghdad selama tujuh tahun karena fitnah yang dilemparkan kepadanya oleh ulama resmi pemerintah.

8. Mereka dekat dengan raja dan pemerintah. Demi menjaga kepentingan dan menyorok kelemahannya, telah dibesar-besarkan kesalahan rakyat jelata, dengan menuduh bid’ah dan sesat. Hinggakan raja dan pemerintah menjadi keliru dan akhirnya turut menekan rakyat yang tidak berdosa. Tetapi kalau orang besar buat maksiat, ditolong sorok dan ditutup-tutupnya. Bahkan diiyakannya.

9. Di zaman penjajah mereka tidak segan-segan membantu dan mendukung penjajah. Maka mereka turut terlibat menentang ulama yang melawan penjajah. Itulah ‘jihad’ mereka. Amar makruf nahi mungkar yang sebenarnya tidak mereka buat lagi.

10. Anak-anak mereka biasanya tidak lagi dihantar ke sekolah agama. Mereka tidak mau lagi zuriat/keturunannya masuk ke bidang yang susah hendak cari dunia. Mereka dulu pun disebabkan tersilap, dan mereka menyesal mengapa ibu bapa hantar ke sekolah agama. Kalau ada pun anak yang dihantar ke sekolah agama, itu karena tidak ada jalan lain.

11. Ulama-ulama suk ini kalau mereka berdiskusi sesama golongannya adalah tentang kenaikan gaji, kenaikan pangkat, jabatan, cerita tentang mileage, cerita mengenai dunia; jarang menyebut tentang Akhirat, tentang perjuangan Islam, kisah umat sudah rusak dan lain-lain lagi.

12. karena sikap mereka ini, membolehkan pemerintah yang zalim berkuasa lebih lama, di samping rakyat pun turut rusak. Maka mereka ini akan masuk Neraka lebih dulu daripada orang kafir. Dalam setengah kitab dikatakan, “500 tahun lebih dulu masuk Neraka daripada penyembah berhala.”

Berikut ialah Hadis-Hadis tentang ulama suk:

1. Sabda Rasulullah SAW:

"Sejahat-jahat manusia ialah ulama suk."

2. Rasulullah menceritakan nasib ulama suk di Hari Qiamat:

Aku dengar Nabi SAW bersabda: "Seorang ulama dibawa di Hari Qiamat lalu dicampakkan ke dalam Neraka, maka terkeluarlah isi perutnya, lalu dia beredar mengelilinginya sepertimana himar mengelilingi pengisar tepung. Penghuni Neraka yang lain mengelilinginya seraya bertanya: Apa gerangan kamu begini? Dia menjawab: Aku menyuruh kebaikan tetapi aku tidak buat dan aku melarang perbuatan jahat tetapi aku melakukannya." (Riwayat Al Bukhari dan Muslim)

3. Rasulullah bersabda mengenai kerosakan masyarakat karena ulama suk:

"Kecelakaan pada umatku adalah karena ulama suk." (Riwayat Al Hakim)

4. Sabdanya lagi : 

"Rusak di kalangan umatku ialah ulama yang zalim dan si abid yang jahil. Yang menjadi paling rosak ialah kejahatan ulama (suk) dan yang sebaik-baiknya pula ialah karena kebaikan ulama (Akhirat)."(Riwayat Adarimi)

5. Sabda Nabi SAW mengenai sifat ulama suk:

"Ulama yang jahat ialah mereka yang datang menyembah (bekerja dengan) pemerintah, dan pemerintah yang baik pula ialah yang datang merujuk kepada ulama." (Riwayat Ibnu Majah).

Search Term:
  • Golongan Ulama, Jenis Ulama, 
  • What is Ulamak, Ulamak in Islam,
Masya Allah!! Bahaya Fitnah Ulama Suk itu ditakutkan Rosul setelah Dajjal Masya Allah!! Bahaya Fitnah Ulama Suk itu ditakutkan Rosul setelah Dajjal Reviewed by Admin on 8:09:00 PM Rating: 5

Ad Home

Powered by Blogger.