Kejayaan & Kesuksesan hidup seorang mukmin apabila dia mampu menjadi mukmin
sejati. Bukan mudah menjadi seorang mukmin sejati karena dia harus berhadapan
dengan 5 jenis musuh, sebagaimana sabda Rasulullah yang bermaksud:
“Mukmin itu ada bersamanya lima musuh iaitu: orang
mukmin yang hasad dengki, munafik yang memarahinya, orang kafir yang
memeranginya, syaitan yang menyesatkannya dan nafsu yang mengajak kepada
kejahatan.”
Musuh
utama di dalam diri tidak terkecuali org alim. Musuh org mukmin ada 5 yaitu:
- Nafsu yang sangat mengejak kepada kejahatan
- Syaithon yang menyesatkan
- Org mukmin yang membenci,
- Orang Munafik yang memarahi, baru
- Orang kafir yang memusuhi, yg tidak memusuhi bukan musuh.
Firman Allah SWT:
Terjemahannya: “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari
kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu senantiasa menyuruh kepada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Yusuf: 53)
Orang yang merasakan betapa susahnya melawan nafsu
akan berhadapan dengan tiga kesusahan yaitu:
a. Susah hendak mengesan nafsu yang abstrak, yang
maknawiyah, yang terlalu halus sehingga hingga terpaksa mempelajarinya (mencari
ilmunya).
b. Bila sudah tahu, kehendak hati nuraninya terpaksa
bertarung dengan kehendak nafsunya. Amat susah untuk tidak mengikuti
kehendak-kehendak nafsu. Karena terpaksa melawan diri sendiri.
c. Susah hendak mujahadah terhadap nafsu karena
terpaksa membuat bermacam-macam latihan yang berat.
Berikut ini bukti-bukti susahnya melawan salah satu
musuh mukmin itu:
1. Kalau ada orang menghina, mengumpat, mencaci maki
di depan atau di belakang kita, bagaimana sikap kita? Dapatkah hati kita merasa
senang dan tenang? Mudahkah kita tahan hati kita yang sedang bergejolah menahan
marah itu? Dapatkah kita diamkan saja tanpa sakit hati atau susah hati atau
menyimpan dendam? Dapatkah kita ucapkan “Assalaamualaikum,” dan meniinggalkan
mereka dengan senyum manis? Mampukah kita memaafkannya? Tentu tidak mudah. Hati
kita tentu sakit dan menderita. Apalagi hendak berbuat baik dengan orang yang
berbuat jahat terhadap kita seperti kehendak Rasulullah SAW:
Maksudnya: “Berbuatlah baik pada orang yang berbuat
jahat pada kamu.”
2. Kita diuji Allah dengan bermacam-macam ujian
seperti hidup miskin. Kita sudah berusaha tetapi tidak juga kaya. Kita ingin
pandai. Setelah berusaha, kita tidak juga cerdik. Kita gagal setiap tes.
Masyarakat tidak peduli. Diejek karena kemiskinan dan tidak ada pendidikan
tinggi. Mudahkah kita tanamkan jiwa besar di waktu itu sehingga kita dapat
mandiri dan tidak mempedulikan kata-kata mereka itu? Apakah
di waktu itu kita dapat menahan perasaan dari
berkeluhkesah? Dapatkah redha dan baik sangka dengan Allah?
3. Kita lihat ada orang susah, menderita dan melarat.
Mungkin kita merasa simpati untuk membantu memberi uang padanya. Ini mungkin
mudah dan terasa mulia dilakukan karena orang berkata bahwa kita baik dan
pemurah. Disanjung dan dipuji pula. Tetapi untuk duduk setaraf bersama-sama
mereka dan menghibur hati mereka, tentu susah. Mampukah kita bergaul dengan mereka?
Tidur dan makan minum bersama mereka? Bermesra-mesra dengan mereka? Memberi
salam mendahului mereka? Tentu tidak mudah. Nafsu terasa hina dan malu.
Terlebih lagi kalau kita mempunyai kedudukan, tentu nafsu merasa rasa jatuh
wibawanya.
4. Kita memiliki jabatan penting. Memegang kuasa untuk
meluluskan proyek-proyek pembangunan. Rakyat memohon pada kita. Kita tunaikan.
Adakalanya ada proyek yang diminta untuk segera dilaksanakan, karena itu kita
disogok dengan uang puluhan atau ratusan juta rupiah atau ditawari
perempuan-perempuan cantik serta berbagai macam tawaran istimewa lainnya.
Apakah mudah untuk menolak tawaran-tawaran istimewa ini? Tentu susah.
Nafsu akan mendorong dan membisik-bisikkan supaya
peluang emas itu jangan dilepaskan. Inilah yang ditunggu-tunggu selama ini.
Kawan-kawan yang setaraf sudah lama merasakan. Tentu nafsu tidak mau kalah.
Hendak ditolak, orang lain pun berbuat. Nyata sulitnya melawan nafsu ini.
Itulah sebagian contoh betapa susahnya melawan nafsu
yang merupakan satu dari 5 musuh mukmin. Oleh karena itu, mari kita terus
bermujahadah yakni berperang dan bertarung dengan nafsu kita sendiri
sehinggalah akhir hayat kita. Barulah dikatakan wira sejati.
Seperti sabda Rasulullah SAW:
Maksudnya: “Siapakah yang dianggap wira itu?” Kata
Sahabat: “Mereka yang tidak dapat dikalahkan (dalam peperangan).” Nabi
menjawab: “(Orang yang dianggap wira itu) ialah orang yang dapat menahan
dirinya ketika marah.” (Riwayat Ibnu Atsir)
Allah SWT juga ada berjanji:
Maksudnya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang
membersihkan diri (dengan beriman).” (Al A’la: 14)
Maksudnya: “Sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya.” (Asy Syams: 10)
5 Musuh Orang Mukmin dan Rahasia Sukses Orang Islam
Reviewed by Saida Waliya
on
9:25:00 AM
Rating:
No comments: